Kel. 8 Ikhwa Ash-Shafa: Sejarah dan Pemikiran Filsafatnya
Ikhwan Ash-Shafa atau persaudaraan suci adalah sebuah kelompok pemikir Islam yang bersifat rahasia dan laten yang anggotanya para ilmuwan memiliki pemikiran bercorak keagamaan, politik, dan filosofis. Diperkirakan Ikhwan ash-Shafa berdiri pada masa Bani Buwaih pada abad ke-10 M di kota Basrah, Iraq.
Motivasi dan latar belakang berdirinya Ikhwan ash-Shafa sulit dipastikan, masa awal mula Ikhwan ash-Shafa ditandai oleh pemerintahan yang kebijakannya bersifat intoleransi terhadap perbedaan agama atau paham pemikiran yang tidak sejalan dengan Islam. Ada pendapat lain yang mengatakan, Ikhwan ash-Shafa ini merupakan penerus kaum Mu’tazilah yang bertujuan merukunkan kembali ajaran agama dengan ilmu pengetahuan, menyelaraskan paham hukum Islam dengan filsafat Yunani, serta mensintesiskan ilmu pengetahuan dalam bentuk ensiklopedia dari kitab yang ada di kalangan cendekiawan terkemuka pada kekhalifahan Abbasiyah saat itu.1. Filsafat
Ikhwan ash-Shafa menyebut filsafat sebagai cara mencapai persamaan yang sedekat mungkin dengan Tuhan "the similitude as much as possible of man with God". Penggunaan filsafat bertujuan memperoleh kebajikan manusiawi, yakni mengaktualisasikan semua ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia secara
potensial.
2. Hirarki wujud
Penciptaan alam oleh Tuhan atau manifestasi yang mawjud oleh yang Wujud. Ikhwan ash-Shafa membagi lebih lanjut, yang General menjadi sembilan bentuk mawjud state of being. Karena sembilan, nilai terakhir dari siklus desimal, menutup siklus itu, dan secara simbolis membawa kepada akhir seri bilangan.
Sembilan itu antara lain: pencipta, akal, jiwa al-Hay al-ula (matter), alam (thabi'ah, nature), al-Jism (body), bumi (sphere), unsur-unsur, dan wujud dunia.
3. Akal Universal dan Jiwa Universal
Menurut Ikhwan ash-Shafa, pada prinsipnya semua itu sama, hanya berbeda dalam aspek sekunder dan dalam ekspresi. Dalam semua kasus, dualitas tersebut menunjuk kepada Akal dan Jiwa yang mengandung dasar-dasar aktif dan pasif, di mana kehidupan dan aktivitas alam semesta dapat dimengerti. Akal bisa dikatakan hanya memiliki penyebab efisien, yaitu Tuhan. Berkaitan dengan Tuhan, akal benar-benar pasif, tunduk, ajeg, dan berharap bersatu dengan Tuhan. Jiwa Universal sebaliknya bertindak pasif dan seperti materi kepada Akal yang aktif kepadanya. Ini hanya memiliki dua sebab, yaitu sebab efisien adalah Tuhan, dan sebab formal adalah Akal.
4. Materi (Al-Hay al-ula)
Al-Hay al-Ula adalah bentuk spiritual yang memancar dari Jiwa Universal. Dijelaskan oleh Ikhwan ash-Shafa bahwa materi alamiah meliputi api, udara, air, dan tanah. Semua yang dijumpai di bumi berupa hewan, tumbuhan, dan mineral berasal dari unsur-unsur ini, dan jika mengalami kehancuran, akan kembali menjadi materi alamiah tersebut. Materi Universal adalah Badan Absolut. Dari Badan ini tergambar seluruh badan Alam Semesta, yaitu alam kelestial, bintang, bintang, unsur-unsur, dan semua wujud, apa pun rupanya. Materi Asal adalah substansi yang sederhana dan ideal, yang tak dapat diinderai, karena hanya merupakan bentuk eksistensi yang unik, merupakan fondasi awal.
Ikhwan As-Shafa, dalam pemikiran mereka, menganggap bahwa seluruh dunia sebagai satu entitas yang menyatu, seperti satu kota, satu hewan, atau satu manusia. Mereka menggunakan bahasa simbolik, terutama dalam simbolisme bilangan, untuk memahami hubungan Tuhan dengan alam semesta. Mereka menghubungkan Tuhan dan alam semesta dengan bilangan, sehingga Tuhan dapat dibandingkan dengan angka Satu. Mereka juga membagi alam semesta menjadi berbagai tingkatan hierarkis dan menggambarkan proses penciptaan dari satu entitas ke entitas lainnya dengan menggunakan konsep bilangan.
Menurut mereka pendidikan adalah suatu aktivitas yang sangat erat dengan kebijaksanaan, karena proses pendidikan pada dasarnya adalah melatih keterampilan baik secara rohani maupun secara fisik. Dalam proses belajar seorang anak didik haruslah bertujuan untuk kehidupan dunia dan akhirat, ilmu yang berorientasi pada akhirat akan memberikan efek positif pada perilaku sedangkan ilmu yang bertujuan untuk dunia akan memberikan efek negatif pada kehidupan.
Komentar terkait makalah:
Ketidaklarasan dalam penulisan ash-Shafa dan al-Hay al-Ula.
Komentar
Posting Komentar